sosok yang begitu lama aku inginkan.. begitu lama aku kagumi..
entah alasan apa yang mendasarinya..aku sudah tidak mau tahu lagi..
segala perbedaan yang sangat mencolok,sindiran,larangan, semua aku tak peduli..
yang terlintas di benak hanyalah dia..semua tujuan tertuju padanya..
ya..aq merindukanya..rindu akan segala tentang dia..
bahkan hingga sekarang pun aq masih berusaha mencari apapun tentangnya..
bodohnya aq..kenapa dulu ketika semua baik2 saja aq justru memainkan peran yang seharusnya tidak aq perankan...
dan ketika keadaan semakin memburuk,,aq justru pura2 sok kuat..tidak terjadi apa2..
yakin keadaan akan kembali seperti biasanya...
kenyataan pun berkata lain..semua berubah..hilang..lepas..
tentu saja aq menyesalinya..tentu saja aq sakit..
aq marah...berusaha mencari kambing hitam dari semua keadaan ini..
pada akhirnya tetap saja tidak merubah apa2..aq tetap sendiri..dan dia tetap bersamanya..
hahahaa...aq tertawa..tertawa dengan kebodohan q sendiri..
hingga sekarang..setelah dua tahun lebih..aq masih saja mencari sosok dirinya..
mencari semirip mungkin dengan dia..dan kalau bisa orang yang sama..
hah!! semua itu tidak mungkin..
mimpi!!!
dia sekarang telah menjadi wonder women..
banyak mata lelaki yang tertuju padanya..melirik ke arahnya..
sedangkan aq?? aq justru semakin jadi kecil..seperti kurcaci sakit yang tak bisa apa2..
mencoba mengikutinya dari kejauhan...berharap ketika dia tersandung dan jatuh..aq jadi bisa kembali berarti..
ya..itulah dia...dia yang akan selalu menjadi dia..entah seperti apa kelak..
dia akan selalu ada..sebagai cerita..ataukah sebagai sosok yang membuat cerita...
07 Agustus 2012
28 Juli 2012
siklus
hidup.....memang saat ini kita hidup....tapi apakah kita sadar bahwa tiap hari pasti ada sesuatu yang mati dari dalam diri kita???
terkadang kita marah....kita sedih...bahagia...di saat itulah sebagian dari kita telah mati.....
saat bahagia berarti kesedihan kita telah mati....begitu juga sebaliknya....
lalu apa sebenarnya makna dari hidup itu sendiri???
hidup merupakan sebuah siklus waktu dan perputaran masa....
ada yang lahir dan ada yang mati....
terkadang kita marah....kita sedih...bahagia...di saat itulah sebagian dari kita telah mati.....
saat bahagia berarti kesedihan kita telah mati....begitu juga sebaliknya....
lalu apa sebenarnya makna dari hidup itu sendiri???
hidup merupakan sebuah siklus waktu dan perputaran masa....
ada yang lahir dan ada yang mati....
15 Juni 2009
SINEMATOGRAFI
Pengertian Sinematografi
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari
bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu
yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar
tersebut sehingga menjadia rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat
mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap
pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun
mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan
sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi
memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian
gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian
gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media
penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias
(lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya.
Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan
sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.
bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu
yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar
tersebut sehingga menjadia rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat
mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap
pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun
mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan
sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi
memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian
gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian
gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media
penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias
(lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya.
Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan
sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.
14 Juni 2009
Pembuatan Film
Pembuatan Film sebenarnya tidak serumit dan sulit seperti yang di bayangkan oleh kebanyakan orang. Namun juga tak semudah yang di kira. Tapi jika kita ada kamera,ada obyek, maka langsung aja di shoot...Nah jadilah sebuah film....hehehe....:p
Oke, secara teknis pembuatan Film itu ada tiga tahap. Pertama adalah Pra Produksi. Yang ke dua adalah Produksi. Dan yang ke tiga Pasca Produksi.
Pra Produksi
Pra produksi di sini adalah hal-hal yang disiapkan sebelum proses produksi di laksanakan. Hal-hal yang di lakukas pada waktu Pra produksi antara lain :
Rapat Perencanaan
Di dalam rapat perencanaan di sini banyak hal yang di bahas dan di lakukan. Mulai dari masalah dana pembentukan cerita, Pengembangan cerita menjadi sebuah skenario,pembentukan crew,pemilihan lokasi, casting talent, dsb. Di dalam rapat perencanaan itu semua hal harus benar-benar matang. Sebab jika kurang matang banyak sekali perubahn yang tidak di inginkan. Dan yang paling kelihatan adalah dana yang membengkak. Selain itu juga waktu produksi yang akan semakin molor.
# Pembentukan Crew
Pembentukan crew di sini harus selektif dan benar-benar sesuai dengan skill. Hal ini di maksudkan agar tidak ada overlaping job. Sehingga proses Produksi bisa berjalan Lancar. Adapun susunan Crew adalah:
~ Executive Produser & Produser
Executive produser & produser di sini bertugas sebagai pencari dana, donatur, dan sponsor. Namun selain itu pada department produserial juga mengatur tentang keluar masuknya dana film. Jadi segala urusan tentang pendanaan produserial lah yang bertanggung jawab.
~ Director (Sutradara)
Director (Sutradara) adalah otak dari sebuah pembuatan film. Di sini sutradara berperan paling banyak. Mulai dari Pra Produksi,Produksi sampai nanti Pasca Produksi seorang Sutradara tetap berkecimpung langsung.
~ Asisten Sutradara
Seorang asisten sutradara di sini bertugas untuk membantu sutradara. Mulai dari pemilihan talent, sampai mengatur kelancaran pada waktu produksi. Asstrada juga harus bisa menggantikan sutradara apabila seorang sutradara mengalami halangan dan gangguan yang tidak di inginkan.
~ Manager Lokasi
Manager lokasi berperan mencari lokasi yang akan di gunakan untuk pengambilan gambar. Manager Lokasi biasanya melakukan survey ke beberapa daerah sampai menemukan lokasi yang cocok dengan cerita film.
~ DOP (Director Of Photography)
DOP harus selalu berdampingan dengan sutradara. Karena seorang DOP harus bisa memutuskan angel-angel, lighting, dan lainya selama produksi. Jadi bisa di bilang DOP juga harus mengerti apa yang di mau oleh sutradara. Di dalam DOP departement terdapat anggota-anggota. Diantaranya adalah : Cameraman, Lighting man, Sound man.
~ Art Department
Yang termasuk di dalam Art Departement adalah setting, make up, wardrobe, property.
Untuk setting di sini bertugas sebagai yang mengatur dan membuat setting lokasi seperti yang terdapat dalam cerita. Di sini setting di tekan untuk membuat setting lokasi sedetail mungkin.
Make Up juga harus bisa membuat suatu karakter dari talent lebih hidup.
Wardrobe di sini tugasnya mencari baju dan kostum yang akan di gunakan oleh pemain.
Property di sini erat sekali kaitanya dengan setting. Karena untuk menciptakan setting yang detail di butuhkan properti-properti guna untuk mendukungnya.
~ Peralatan
Peralatan di sini bertugas menyediakan alat-alat yang akan di gunakan dalam produksi. Divisi peralatan juga yang bertanggung jawab atas keadaan peralatan yang dipakai. Mulai dari kamera dan sebagainya.
~ Perlengkapan
Bedanya dengan peralatan adalah perlengkapan menyediakan alat-alat penunjang di dalam produksi. Seperti contoh adalah : Genset,dan sebagainya.
~Editor
Editor jelas sekali tugasnya. Yaitu menata atau mengedit gambar-ganbar film untuk dijadikan satu film. Di sini Tugas editor adalah pada waktu pasca produksi. Ada satu tips jika ingin hasil editan suatu film bisa maksimal. Yaitu pada waktu produksi, seorang editor jangan sampai ikut atau melihat proses produksi. Hal ini bukanlah tanpa alasan. Jika seorang editor ikut dalam proses produksi, maka dia akan mempunyai bayangan sendiri di dalam pikiranya. Dan yang terjadi adalah hasil dari editan tidak akan sesuai dengan harapan director atau sutradara.
~ Konsumsi
Konsumsi di sini juga berperan penting dalam proses produksi. Sudah jelas bahwa konsumsi tugasnya menyediakan konsumsi buat para crew dan pemain.
~ Transportasi
Transportasi jelas sekali tugasnya. Yaitu menyediakan alat transportasi.
# Pembentukan Cerita
Pembentukan cerita adalah pengembangan suatu ide cerita menjadi sebuah cerita yang nantinya akan di kembangkan lagi menjadi sebuah skenario. Dalam pembuatan dan pengembangan cerita menjadi sebuah skenario, tidak semua crew ikut turut serta. Hanya sutradara(Director) dan asisten sutradara serta yang berhubungan langsung dengan penyutradaraan yang berkecimpung.
# Penulisan Skenario
Penulisan Skenario dilakukan jika suatu cerita sudah jadi dan fix. Penulisan skenario dilakukan oleh Script writer. Di dalam skenario tersebut dicantumkan scene-scene dan dialog serta audio dan angel-angel. Pada penulisan skenario, script writer di dampingi oleh sutradara.
#Pembuatan Story Board
Pembuatan Story board harus sesuai dengan skenario. Yang di maksud story board di sini adalah gambar sketsa dari setiap scene dari film. Story board adlah acuan dalam proses produksi nantinya.
#Casting
Casting di sini adalah untuk mencari pemain atau talent dalam film. Casting haruslah benar-benar subyektif. Guna mendapatkan talent yang sesuai dengan tokoh dalam cerita.
Produksi
Setelah masa Pra Produksi selesai, maka proses produksi dilakukan. Di sini semua crew bertugas sesuai dengan bagian masing-masing. Dalam proses produksi disarankan di minimalisir adanya overlapping job. Hal ini dimaksudkan agar proses produksi bisa berjalan lancar. Proses produksi adalah proses yang paling melelahkan. Karena di sini semua bekerja secara teknis. Hingga proses produksi selesai sepenuhnya.
Pasca Produksi
Setelah produksi selesai, maka hasil dari produksi di lanjutkan ke dalam pasca produksi. Di sini editor berperan penuh. Tapi tidak lepas juga dari pengawasan sutradara. Editor di sini bekerja sesuai dengan skenario dan story board yang ada.
Namun selain proses editing tersebut, ada hal lain yang masuk di dalam pasca produksi. Yaitu launching dan Gala premiere film itu sendiri. Proses launching dan Gala itu sendiri dimaksudkan agar untuk publikasi film itu sendiri ke masyarakat luas.
Setelah semua proses tadi selesai dilakukan maka selesai sudah film tersebut.
# Pembentukan Crew
Pembentukan crew di sini harus selektif dan benar-benar sesuai dengan skill. Hal ini di maksudkan agar tidak ada overlaping job. Sehingga proses Produksi bisa berjalan Lancar. Adapun susunan Crew adalah:
~ Executive Produser & Produser
Executive produser & produser di sini bertugas sebagai pencari dana, donatur, dan sponsor. Namun selain itu pada department produserial juga mengatur tentang keluar masuknya dana film. Jadi segala urusan tentang pendanaan produserial lah yang bertanggung jawab.
~ Director (Sutradara)
Director (Sutradara) adalah otak dari sebuah pembuatan film. Di sini sutradara berperan paling banyak. Mulai dari Pra Produksi,Produksi sampai nanti Pasca Produksi seorang Sutradara tetap berkecimpung langsung.
~ Asisten Sutradara
Seorang asisten sutradara di sini bertugas untuk membantu sutradara. Mulai dari pemilihan talent, sampai mengatur kelancaran pada waktu produksi. Asstrada juga harus bisa menggantikan sutradara apabila seorang sutradara mengalami halangan dan gangguan yang tidak di inginkan.
~ Manager Lokasi
Manager lokasi berperan mencari lokasi yang akan di gunakan untuk pengambilan gambar. Manager Lokasi biasanya melakukan survey ke beberapa daerah sampai menemukan lokasi yang cocok dengan cerita film.
~ DOP (Director Of Photography)
DOP harus selalu berdampingan dengan sutradara. Karena seorang DOP harus bisa memutuskan angel-angel, lighting, dan lainya selama produksi. Jadi bisa di bilang DOP juga harus mengerti apa yang di mau oleh sutradara. Di dalam DOP departement terdapat anggota-anggota. Diantaranya adalah : Cameraman, Lighting man, Sound man.
~ Art Department
Yang termasuk di dalam Art Departement adalah setting, make up, wardrobe, property.
Untuk setting di sini bertugas sebagai yang mengatur dan membuat setting lokasi seperti yang terdapat dalam cerita. Di sini setting di tekan untuk membuat setting lokasi sedetail mungkin.
Make Up juga harus bisa membuat suatu karakter dari talent lebih hidup.
Wardrobe di sini tugasnya mencari baju dan kostum yang akan di gunakan oleh pemain.
Property di sini erat sekali kaitanya dengan setting. Karena untuk menciptakan setting yang detail di butuhkan properti-properti guna untuk mendukungnya.
~ Peralatan
Peralatan di sini bertugas menyediakan alat-alat yang akan di gunakan dalam produksi. Divisi peralatan juga yang bertanggung jawab atas keadaan peralatan yang dipakai. Mulai dari kamera dan sebagainya.
~ Perlengkapan
Bedanya dengan peralatan adalah perlengkapan menyediakan alat-alat penunjang di dalam produksi. Seperti contoh adalah : Genset,dan sebagainya.
~Editor
Editor jelas sekali tugasnya. Yaitu menata atau mengedit gambar-ganbar film untuk dijadikan satu film. Di sini Tugas editor adalah pada waktu pasca produksi. Ada satu tips jika ingin hasil editan suatu film bisa maksimal. Yaitu pada waktu produksi, seorang editor jangan sampai ikut atau melihat proses produksi. Hal ini bukanlah tanpa alasan. Jika seorang editor ikut dalam proses produksi, maka dia akan mempunyai bayangan sendiri di dalam pikiranya. Dan yang terjadi adalah hasil dari editan tidak akan sesuai dengan harapan director atau sutradara.
~ Konsumsi
Konsumsi di sini juga berperan penting dalam proses produksi. Sudah jelas bahwa konsumsi tugasnya menyediakan konsumsi buat para crew dan pemain.
~ Transportasi
Transportasi jelas sekali tugasnya. Yaitu menyediakan alat transportasi.
# Pembentukan Cerita
Pembentukan cerita adalah pengembangan suatu ide cerita menjadi sebuah cerita yang nantinya akan di kembangkan lagi menjadi sebuah skenario. Dalam pembuatan dan pengembangan cerita menjadi sebuah skenario, tidak semua crew ikut turut serta. Hanya sutradara(Director) dan asisten sutradara serta yang berhubungan langsung dengan penyutradaraan yang berkecimpung.
# Penulisan Skenario
Penulisan Skenario dilakukan jika suatu cerita sudah jadi dan fix. Penulisan skenario dilakukan oleh Script writer. Di dalam skenario tersebut dicantumkan scene-scene dan dialog serta audio dan angel-angel. Pada penulisan skenario, script writer di dampingi oleh sutradara.
#Pembuatan Story Board
Pembuatan Story board harus sesuai dengan skenario. Yang di maksud story board di sini adalah gambar sketsa dari setiap scene dari film. Story board adlah acuan dalam proses produksi nantinya.
#Casting
Casting di sini adalah untuk mencari pemain atau talent dalam film. Casting haruslah benar-benar subyektif. Guna mendapatkan talent yang sesuai dengan tokoh dalam cerita.
Produksi
Setelah masa Pra Produksi selesai, maka proses produksi dilakukan. Di sini semua crew bertugas sesuai dengan bagian masing-masing. Dalam proses produksi disarankan di minimalisir adanya overlapping job. Hal ini dimaksudkan agar proses produksi bisa berjalan lancar. Proses produksi adalah proses yang paling melelahkan. Karena di sini semua bekerja secara teknis. Hingga proses produksi selesai sepenuhnya.
Pasca Produksi
Setelah produksi selesai, maka hasil dari produksi di lanjutkan ke dalam pasca produksi. Di sini editor berperan penuh. Tapi tidak lepas juga dari pengawasan sutradara. Editor di sini bekerja sesuai dengan skenario dan story board yang ada.
Namun selain proses editing tersebut, ada hal lain yang masuk di dalam pasca produksi. Yaitu launching dan Gala premiere film itu sendiri. Proses launching dan Gala itu sendiri dimaksudkan agar untuk publikasi film itu sendiri ke masyarakat luas.
Setelah semua proses tadi selesai dilakukan maka selesai sudah film tersebut.
SELAMAT MEMBUAT FILM!!!
09 Juni 2009
Selayang Pandang Tentang Komunikasi Audio Visual
Sebelum kita masuk ke dalam dunia Audio Visual,,alangkah lebih baik jika kita mengerti dan paham dahulu tentang apa itu Komunikasi. Pada dasarnya Komunikasi adalah proses interaksi atau penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Di dalam penyampaian komunikasi banyak sekali media yang bisa digunakan. Salah satunya adalah media Komunikasi Audio Visual.
Komunikasi Audio Visual ini menurut saya secara kasar bisa diartikan bahwa "berkomunikasi melalui media Audio Visual"
Tidak banyak orang yang mengetahui dan mengerti tentang dunia Komunikasi. Terutama Komunikasi Audio Visual. di bawah ini saya akan mencoba mengubek-ubek apa yang di namakan dengan komunikasi Audio Visual. Tetapi tentu saja sebatas kemampuan saya.. :p
Komunikasi Audio Visual banyak sekali jenis & macamnya. Bisa film,Music Video,Iklan,dsb.
Seperti yang tadi saya bilang bahwa tidak banyak yang tahu dan mengerti tentang apa itu komunikasi audio visual. Terutama tentang Film,Music Video,Iklan,dsb.
Film
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan
zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi
film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang
tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media
digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media
penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media
penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram,
memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya
sinematografi yang memenfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi,
maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang
menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi
gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media
yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid,
analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film
dari istilah yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seni
audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang
menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi
film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang
tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media
digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media
penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media
penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram,
memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya
sinematografi yang memenfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi,
maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang
menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi
gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media
yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid,
analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film
dari istilah yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seni
audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang
menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
Menurut Jenisnya:
1. Film Fiksi
Film fiksi adalah film yang biasanya dikenal sebagai film cerita. Seperti namanya, film fiksi ini hanyalah sebuah karangan belaka. Alias tidak kejadian sebenarnya. Dalam film fiksi biasanya berasal dari iamjinasi atau khayalan. Macam dari film fiksi ini banyak sekali. Bisa drama,action,animasi,dan masih banyak lagi.
2. Film Documenter
Sejarah Film Documenter
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere
bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-
an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat
film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert
Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan
realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun
Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat
ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai
macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan
penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter
misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuantujuan
estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak
antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam
dokudrama, realita tetap menjadi pegangan.
Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para
pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam
produksi film dokumenter. Tak hanya itu, film dokumenter juga dapat membawa
keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Ini bisa dilihat dari banyaknya film
dokumenter yang bisa kita saksikan melalui saluran televisi seperti program National
Geographic dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun mantap
menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program dokumenter
tentang keragaman alam dan budaya. Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga
lazim diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri. Sampai akhir
penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk
penjurian jenis film dokumenter.
Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh stasiun
televisi pertama kita, Televisi Republik Indonesia (TVRI). Beragam film dokumenter
tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak dihasilkan TVRI. Memasuki
era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi
dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film dokumenter, baik
produksi sendiri maupun membelinya dari sejumlah rumah produksi. Salah satu gaya film
dokumenter yang banyak dikenal orang, salah satunya karena ditayangkan secara serentak
oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah Anak Seribu Pulau (Miles Production, 1995).
Dokudrama ini ternyata disukai oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam tahun
kemudian program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak Nusantara (Yayasan
SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi. Dokudrama juga mengilhami para pembuat
film di Hollywood. Beberapa film terkenal juga mengambil gaya dokudrama seperti JFK
(tentang presiden Kenedy), Malcom X, dan Schindler’s List.
bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-
an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat
film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert
Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan
realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun
Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat
ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai
macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan
penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter
misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuantujuan
estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak
antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam
dokudrama, realita tetap menjadi pegangan.
Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para
pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam
produksi film dokumenter. Tak hanya itu, film dokumenter juga dapat membawa
keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Ini bisa dilihat dari banyaknya film
dokumenter yang bisa kita saksikan melalui saluran televisi seperti program National
Geographic dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun mantap
menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program dokumenter
tentang keragaman alam dan budaya. Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga
lazim diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri. Sampai akhir
penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk
penjurian jenis film dokumenter.
Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh stasiun
televisi pertama kita, Televisi Republik Indonesia (TVRI). Beragam film dokumenter
tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak dihasilkan TVRI. Memasuki
era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi
dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film dokumenter, baik
produksi sendiri maupun membelinya dari sejumlah rumah produksi. Salah satu gaya film
dokumenter yang banyak dikenal orang, salah satunya karena ditayangkan secara serentak
oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah Anak Seribu Pulau (Miles Production, 1995).
Dokudrama ini ternyata disukai oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam tahun
kemudian program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak Nusantara (Yayasan
SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi. Dokudrama juga mengilhami para pembuat
film di Hollywood. Beberapa film terkenal juga mengambil gaya dokudrama seperti JFK
(tentang presiden Kenedy), Malcom X, dan Schindler’s List.
Sedangkan Film documenter itu sendiri adalah film yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan fakta obyektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial. artinya menyangkut kehidupan lingkungan hidup dan situasi nyata. Potrait,Feature,Profile,Biografi,Sejarah,Diary,Discovery,Rekonstruksi,Instruksional,Perjalanan adalah jenis-jenis film documenter.
3. Film Komunitas
Film Komunitas ini adalah jenis film baru. Yang di maksud baru di sini adalah,barudi kenalkan oleh sebuah komunitas. Film komunitas ini memiliki banyak nama lain. Seperti Video Partisipasi, Video Rakyat,Video Proposal,dsb. Namun pada dasarnya Film komunitas ini adalah film yang dihasilkan oleh komunitas atau masyarakat atau kelompok tertentu tentang hal-hal/isu-isu/permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan "komunitas" tersebut baik untuk komunitas maupun pihak luar dengan tujuan tertentu. Film Komunitas ini biasanya bertujuan untuk perubahan sosial.
Menurut Durasi:
1. Film Pendek
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti
Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek
dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang
untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh
para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin
berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok
ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
2. Film Panjang
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film
yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya
Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata
berdurasi hingga 180 menit. Film panjang ini juga termasuk di dalamnya film animasi.
Iklan (Commercial Break)
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk
(iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service
announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara
eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan
iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap
fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan
layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.
Video Klip (Music Video)
Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya lewat
medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di
Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan
seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan
industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis
utama (core busines) mereka. Di Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap
tahun.
Langganan:
Postingan (Atom)